Sulitnya Pendakian Gunung Kilimanjaro Terbayar dengan Keindahannya

Tepat pukul 23:30 kami bergegas meninggalkan camp terakhir kami di Barafu untuk mendaki mengejar matahari terbit di puncak Uhuru. Dengan tubuh yang lelah setelah 6 hari mendaki sebelumnya, rasa kantuk amat amat berat mendekap, oksigen yg makin menipis di tempat tinggi dan tentunya hawa dingin yang menusuk tajam dengan suhu yg hampir mencapai -18 C, Itu semua menjadi malam yang ganas buatku.

Jujur, Menyerah sempat menjadi satu2nya pikiran yang bersahabat yang selalu muncul. Namun sesegera ku tersadar, ini bukan perkara mudah, namun, bagaimana mataku Mau untuk terus terbuka terjaga fokus, bagaimana kaki Mau untuk terus melangkah. Sampai kobaran api semangat yg menjilat2 bergelora mampu meng-KO hawa dingin. Menyerah pun berhasil ku injak remuk oleh kaki ku, tergilas habis, remuk, remuk, remuk. Mampus kau!

Ketika memasuki Shira Cave Camp di hari kedua, selepas Machame Camp, kami menemui zona kedua di pendakian Kilimanjaro kemarin, Moorland Zone, yang ditandai dengan mulai pendek dan keringnya tanaman-tanaman yang tersebar di hamparan savanna dan diantara tebing-tebing batu. Suhu mulai turun drastis, dan para porter mulai bernyanyi untuk menghangatkan suasana. Golden!

Ego dan rasa lelah pun sukses ku hantam. Lebam, tak berdaya.
Karena ku yakin, jamuan mewah menanti diatas sana hanya tuk yg berjiwa bertahan. Pole-Pole, yang artinya pelan-pelan, membawaku terus berjalan pelan-pelan dan bangkit.

Bendera merah putih yang selalu kubawa dalam tasku ini pun akhirnya berkibar tepat di pukul 08:00 di puncak Uhuru Kilimanjaro, atap afrika, titik tertinggi benua Afrika, 5895 mdpl. Gelora Indonesia Raya langsung kukumandangkan usai bersujud syukur, sebagai persembahanku di hari jadi negeriku.

Merdeka lah selalu untuk bisa menaklukkan diri sendiri. Merdeka untuk belajar, bergagasan dan tentunya Merdeka untuk terus berpetualang.
Jayalah selalu negeriku, Jayalah selalu Nusantara!

Selalu penuhi perjalanan dengan keyakinan dan doa. Baik itu ketika mendaki gunung maupun saat turun gunung. Karena tujuan utama mendaki adalah kembali turun dan pulang dengan selamat serta sehat. Membawa energi inspirasi yang baru.