Perbedaan penularan cacar air dan cacar api

Cacar air (varisela) dan cacar api (herpes zoster) adalah dua kondisi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang sama. Meskipun keduanya berasal dari virus yang sama, mereka memiliki perbedaan signifikan dalam hal penularan.

Penularan Cacar Air (Varisela):

Cacar air sangat menular dan penularannya terutama melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Cara penularan yang paling umum adalah melalui percikan udara yang mengandung virus varisela-zoster, terutama saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bernapas. Selain itu, seseorang juga dapat terinfeksi dengan menyentuh cairan dari gelembung ruam cacar air pada orang yang terinfeksi dan kemudian menyentuh wajah mereka sendiri. Infeksi cacar air juga dapat terjadi melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh virus, seperti mainan atau peralatan yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.

Penularan Cacar Api (Herpes Zoster):

Cacar api tidak menular seperti cacar air. Sebaliknya, cacar api merupakan hasil dari reaktivasi virus varicella-zoster yang telah tertidur dalam sistem saraf seseorang setelah mereka mengalami cacar air. Pada beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah, virus varicella-zoster dapat menjadi aktif kembali, menyebabkan terjadinya cacar api. Penularan cacar api terjadi ketika orang yang belum pernah mengalami cacar air atau belum divaksinasi varisela-zoster terkena cairan dari gelembung ruam cacar api. Namun, penularan ini jarang terjadi dan biasanya tidak menyebabkan cacar air pada individu yang terinfeksi.

Kesimpulan:

Perbedaan utama antara penularan cacar air dan cacar api terletak pada cara virus varicella-zoster menyebar. Cacar air menular melalui udara dan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, sementara cacar api terjadi ketika virus varicella-zoster yang telah tidur dalam sistem saraf seseorang menjadi aktif kembali. Penting untuk memahami perbedaan ini untuk dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang sesuai.