Tahap kedua sifilis, yang disebut sebagai tahap sekunder, dapat menunjukkan gejala yang lebih nyata pada wanita. Ini biasanya terjadi beberapa minggu setelah munculnya chancre pada tahap pertama. Tahap ini dicirikan oleh penyebaran bakteri Treponema pallidum ke seluruh tubuh melalui aliran darah, menyebabkan gejala sistemik dan manifestasi kulit yang lebih jelas.
1. Ruam Kulit dan Luka: Salah satu gejala utama pada tahap sekunder adalah munculnya ruam kulit yang khas. Ruam ini dapat berupa bercak merah, lecet, atau luka yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam pada sifilis sekunder biasanya tidak gatal, dan karakteristiknya dapat bervariasi, membuatnya lebih sulit untuk diidentifikasi tanpa pemeriksaan medis. Wanita juga dapat mengalami luka terbuka atau sariawan pada daerah genital atau di dalam mulut.
2. Gejala Flu-Like: Wanita yang mengalami sifilis tahap sekunder dapat mengalami gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot dan sendi. Gejala ini bersifat sistemik, yang berarti bahwa mereka memengaruhi seluruh tubuh.
3. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Seperti pada tahap pertama, tahap sekunder sifilis juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang terlibat biasanya terletak di sekitar daerah yang terinfeksi.
4. Lesi Mukosa: Sifilis sekunder juga dapat mempengaruhi mukosa, yang melibatkan selaput lendir di dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan lesi pada mulut, tenggorokan, atau area genital. Lesi ini dapat bersifat tidak nyeri dan seringkali terjadi bersamaan dengan ruam pada kulit.
5. Kerontokan Rambut: Beberapa wanita dengan sifilis tahap sekunder mengalami kerontokan rambut, yang dapat mempengaruhi kulit kepala dan tubuh. Namun, kerontokan rambut ini bersifat sementara dan dapat pulih setelah pengobatan sifilis.
Penting untuk diingat bahwa gejala sifilis tahap sekunder dapat muncul dan menghilang tanpa pengobatan. Oleh karena itu, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit ke tahap berikutnya yang lebih serius. Jika ada kecurigaan terhadap sifilis atau jika ada gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan pengujian yang akurat. Pencegahan sifilis melibatkan praktik seks yang aman dan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terkena infeksi menular seksual.