Sesampainya di Berau, saya langsung dijemput oleh Chan @cece_chaann salah satu anggota tim @maratuadventure. Nah sebelumnya saya kenal si Chan ini dari perjalanan saya di Flores Bersama #DabesTrip. Ternyata kali ini saya tak sendiri, Chan mengundang beberapa orang lagi termasuk dua orang pemenang challenge yang diadakan oleh MaratuaADV, berhadiah perjalanan ke Derawan gratis. Ternyata, pemenang challenge yaitu Raisa @raisarhmh ngikut juga. Ada juga pemenang lain Bang Pong @pongsuarya, KK @buaaya dan Dini @diniauliad. Sebelumnya, saya dan teman-teman lain juga pernah jalan bareng, jadi gak ada lagi rasa canggung.
Lalu dari Berau, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Batu yang memakan waktu sekitar 2,5 jam. Di sepanjang perjalanan saya lebih banyak tidur, karena saya benar-benar kurang tidur akibat insiden diturunkan dari pesawat sebelumnya. Sayang, ada beberapa jalan yang rusak dari Berau menuju Tj Batu, yang membuat saya kadang terbangun akibat lubang yang cukup dalam.
Dua jam setengah berlalu. Kami tiba di Pelabuhan Tanjung Batu, salah satu gerbang menuju Derawan. Sebenarnya, ada dua Gerbang menuju Derawan, yaitu Tarakan dan Tj Batu. Tetapi, Tarakan sudah jarang digunakan karena biaya boat yang lebih mahal dan jarak yang lebih jauh. Disana juga nggak ada boat reguler jadi mau nggak mau harus carter.
Ternyata, menyebrang dari Tj Batu menuju Pulau Derawan tak memakan waktu lama. Hanya butuh setengah jam, pulau cantik nan eksotis menyambut kami. Beberapa dermaga panjang dengan rumah berwarna warni menghiasi pesisir pantai. Kami tiba di Pulau Derawan!
Rasanya, ada yang kurang kalau nggak berfoto bersama. Jadi kami memulai perjalanan ini dengan foto bareng. Dasar emang orang yang cuek, disaat yang lain bergaya semaksimal mungkin, saya cuma sarungan doang. Duh, gak match!
Perjalanan saya hari ini bersama @maratuadventure dimulai dengan mengeksplor salah satu Pulau yang sangat terkenal di Kepulauan Derawan, yaitu Pulau Maratua. Sebenarnya, ada 4 Pulau yang terkenal, yaitu Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, dan Pulau Maratua.
Perjalanan dari Derawan menuju Maratua memakan waktu kurang lebih satu jam menggunakan speedboat. Ombak hari ini cukup kencang mengguncang speedboat kami. Untungnya, sang Motoris handal dalam menyesuaikan bantingan ombak. Tapi saya bisa menjamin, yang gak kuat mabuk laut, dijamin muntah ditempat.
Sesampainya di Maratua, kami disambut oleh dermaga yang cukup panjang. Terlihat rumah diatas air yang sekilas seperti cottage. Bangunan yang dibangun dari bahan kayu ulin, lalu dipernis berwarna coklat tua membuat pemandangan di dermaga terlihat kontras. Laut yang biru dengan cottage diatas air. Superb.
Ternyata, komplek ini adalah bangunan dari Maratua Paradise Resort. Wajar saja dikemas dengan baik. Sebenarnya cukup banyak water cottage yang sedang dibangun dan dikembangkan. Misalnya water cottage di Derawan dan di Gorontalo.
Asli, gak sabar lagi buat loncat dari dermaga. Berdasarkan referensi teman-teman, katanya sib wajib lompat dari dermaga biar afdhal. Saya jadi ingat, urusan afdhal gak afdhal. Saat di Misool mengunjungi danau ubur-ubur, saya disuruh oleh guide untuk jilat tanah biar afdhal dan aman dari gangguan. Percaya gak percaya saya sih jilat aja tanahnya, daripada kejadian kayak si Nenek Tua dulu. Hih!