Benarkah Suka Marah-Marah Bikin Hipertensi?
Marah adalah emosi yang alami dan dialami oleh setiap orang. Namun, ketika marah-marah menjadi kebiasaan, bisa mempengaruhi kesehatan tubuh, termasuk meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pertanyaan yang sering muncul adalah: benarkah suka marah-marah bisa menyebabkan hipertensi? Jawabannya tidak sederhana, tetapi ada beberapa alasan mengapa marah berlebihan dapat berdampak negatif pada tekanan darah.
Pengaruh Marah pada Tekanan Darah
Saat seseorang marah, tubuh akan bereaksi dengan melepaskan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit, yang kemudian meningkatkan tekanan darah. Ini adalah reaksi alami tubuh dalam menghadapi situasi stres atau bahaya. Namun, jika hal ini terjadi secara terus-menerus, maka tekanan darah tinggi bisa menjadi kondisi kronis yang berbahaya.
Efek Jangka Pendek: Ketika marah, tekanan darah seseorang dapat meningkat secara sementara, tetapi setelah kemarahan mereda, tekanan darah biasanya kembali normal. Meskipun demikian, episode marah-marah yang sering dapat menyebabkan tekanan darah meningkat lebih sering, sehingga menjadi risiko bagi kesehatan jantung dalam jangka panjang.
Efek Jangka Panjang: Orang yang sering marah atau berada dalam kondisi stres emosional berisiko mengalami tekanan darah tinggi secara permanen. Tekanan darah yang terus meningkat dapat menyebabkan kerusakan pada arteri, yang kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Stres Emosional dan Hipertensi
Selain marah, emosi negatif lainnya, seperti cemas, gelisah, dan frustrasi, juga memiliki hubungan erat dengan tekanan darah tinggi. Orang yang sering merasakan emosi-emosi ini cenderung mengalami hipertensi lebih cepat dibandingkan mereka yang bisa mengendalikan stres dengan baik. Hal ini karena stres emosional yang berkepanjangan menyebabkan tubuh terus-menerus berada dalam mode “bertarung atau lari” (fight or flight), yang memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Cara Mengatasi Emosi Agar Tekanan Darah Tetap Stabil
Untuk menghindari efek negatif marah-marah terhadap tekanan darah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi:
- Teknik Relaksasi: Latihan pernapasan dalam, meditasi, atau yoga bisa membantu menenangkan pikiran dan tubuh, serta menurunkan tekanan darah.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik membantu tubuh melepaskan endorfin, yang merupakan hormon “bahagia” dan dapat mengurangi stres.
- Mengelola Stres: Mengidentifikasi penyebab stres dan mencari solusi untuk mengatasinya bisa mengurangi intensitas marah dan menurunkan risiko hipertensi.
- Komunikasi yang Baik: Belajar untuk mengekspresikan kemarahan atau frustrasi secara sehat, tanpa harus marah-marah, dapat mengurangi dampak negatif terhadap tekanan darah.