Bagaimana menstruasi bisa terjadi?

Menstruasi adalah proses fisiologis yang kompleks yang merupakan bagian dari siklus reproduksi wanita. Proses ini melibatkan perubahan hormon, pertumbuhan sel-sel di rahim, dan ekskresi darah serta jaringan dari tubuh. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai bagaimana menstruasi terjadi:

1. Siklus Menstruasi: Gambaran Umum

Siklus menstruasi dimulai dari hari pertama menstruasi dan berlangsung hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus ini biasanya berlangsung antara 21 hingga 35 hari dan terdiri dari beberapa fase, yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Selama siklus ini, hormon-hormon utama seperti estrogen dan progesteron berperan penting dalam mengatur proses menstruasi.

2. Fase Menstruasi

2.1 Proses Awal
Menstruasi dimulai ketika lapisan endometrium (dinding rahim) yang menebal dan dipersiapkan untuk menyambut kehamilan tidak dibuahi oleh sel sperma. Endometrium yang tidak diperlukan ini mulai terlepas dari dinding rahim dan keluar melalui vagina sebagai darah menstruasi. Proses ini biasanya berlangsung antara 3 hingga 7 hari.

2.2 Penurunan Hormon
Pada akhir fase luteal, jika tidak ada pembuahan, kadar hormon progesteron menurun. Penurunan ini memicu kontraksi pada otot rahim (kram menstruasi) yang membantu meluruhkan lapisan endometrium. Darah dan jaringan ini keluar dari tubuh melalui vagina, yang dikenal sebagai menstruasi.

3. Fase Folikuler

3.1 Awal Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlangsung hingga ovulasi. Pada fase ini, kelenjar pituitari di otak mengeluarkan hormon folikel-stimulating hormone (FSH). FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel di ovarium, masing-masing berisi sel telur yang belum matang.

3.2 Peningkatan Estrogen
Selama fase folikuler, folikel yang berkembang mengeluarkan estrogen, hormon yang merangsang pembentukan kembali lapisan endometrium yang terlepas selama menstruasi. Estrogen juga mengatur pertumbuhan dan pematangan folikel.

4. Fase Ovulasi

4.1 Proses Ovulasi
Ovulasi terjadi sekitar tengah siklus menstruasi, sekitar hari ke-14 pada siklus 28 hari. Pada fase ini, folikel yang matang melepaskan sel telur dari ovarium ke tuba falopi. Proses ini didorong oleh lonjakan hormon luteinizing (LH) yang tinggi.

4.2 Kesuburan
Sel telur yang dilepaskan akan bergerak menuju tuba falopi, tempat terjadinya pembuahan jika sel telur bertemu dengan sperma. Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur akan terdegradasi dan diserap oleh tubuh.

5. Fase Luteal

5.1 Pembentukan Korpus Luteum
Setelah ovulasi, folikel yang kosong berubah menjadi struktur yang disebut korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan progesteron yang membantu mempersiapkan rahim untuk kemungkinan kehamilan dengan menebalkan lapisan endometrium.

5.2 Penurunan Progesteron
Jika tidak ada pembuahan, korpus luteum akan mengecil dan kadar progesteron serta estrogen menurun. Penurunan hormon ini menyebabkan endometrium mulai meluruh dan menstruasi dimulai, menandai awal siklus baru.

6. Penyesuaian dan Regulasi

6.1 Sistem Hormon
Siklus menstruasi diatur oleh sistem hormonal yang kompleks, termasuk hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovarium. Keseimbangan hormon ini memastikan bahwa siklus menstruasi berjalan dengan lancar dan reguler.

6.2 Variasi Individu
Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda. Variasi dalam durasi, frekuensi, dan intensitas menstruasi adalah hal yang normal. Perubahan signifikan atau masalah dalam siklus menstruasi dapat memerlukan evaluasi medis untuk memastikan kesehatan reproduksi yang optimal.