Ada beberapa jenis tes keputihan yang digunakan untuk evaluasi kondisi lendir serviks dan vagina. Jenis tes yang dipilih biasanya bergantung pada tujuan pemeriksaan dan gejala yang dialami oleh pasien. Berikut adalah beberapa jenis tes keputihan yang umum dilakukan:
1. Pemeriksaan Mikroskopis:
Ini adalah jenis tes keputihan yang paling umum dilakukan di mana sampel lendir serviks diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat adanya patogen seperti bakteri, jamur, atau sel-sel abnormal. Pemeriksaan ini dapat membantu dalam diagnosis infeksi dan kondisi kesehatan lainnya.
2. Tes pH:
Tes ini mengukur tingkat keasaman atau pH dari keputihan. pH normal vagina biasanya berkisar antara 3,8 hingga 4,5. Peningkatan pH bisa menunjukkan adanya infeksi bakteri atau jamur.
3. Tes Kapang:
Ini adalah tes di mana sampel lendir serviks ditanam pada media pertumbuhan khusus untuk memeriksa pertumbuhan jamur atau kapang. Ini membantu dalam diagnosis kandidiasis atau infeksi jamur lainnya.
4. Tes Amsel:
Tes ini digunakan untuk diagnosis vaginosis bakterialis. Ini melibatkan pengukuran keempat tanda khas vaginosis bakterialis: keputihan berwarna putih abu-abu, bau ikan yang khas setelah penambahan larutan KOH, pH vaginal lebih dari 4,5, dan sel epitel yang terkelupas di bawah mikroskop.
5. Tes Whiff:
Tes ini juga digunakan untuk diagnosis vaginosis bakterialis. Ini melibatkan penambahan larutan KOH ke sampel keputihan. Jika terjadi reaksi kimia yang menghasilkan bau amis yang khas, ini menunjukkan adanya vaginosis bakterialis.
6. Tes Nugent:
Tes ini adalah tes laboratorium yang dilakukan untuk diagnosis vaginosis bakterialis. Ini melibatkan evaluasi sampel keputihan di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi bakteri tertentu dan menilai tingkat kebersihan vagina.
7. Tes DNA:
Tes ini melibatkan pengambilan sampel keputihan untuk diuji secara molekuler menggunakan metode seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi DNA bakteri, virus, atau jamur tertentu yang mungkin menyebabkan infeksi.
8. Pemeriksaan Kultur:
Ini adalah tes di mana sampel keputihan ditanam pada media khusus untuk memperkirakan pertumbuhan dan jenis bakteri yang ada. Tes kultur digunakan untuk diagnosis infeksi bakteri dan menentukan sensitivitas antibiotik yang sesuai.
9. Tes Sitologi (Pap smear):
Meskipun tidak secara khusus untuk keputihan, tes sitologi atau Pap smear sering dilakukan untuk memeriksa perubahan sel abnormal pada leher rahim, yang dapat menjadi tanda adanya kanker serviks.