Ada Ceker Setan di Palangkaraya?

Palangkaraya adalah sebuah kota yang indah dan juga merupakan ibukota dari Kalimantan tengah. Bahkan awal Indonesia merdeka, kota palangkaraya ini sempat dilirik untuk dijadikan ibukota negara Indonesia oleh presiden soekarno.

Ada banyak sekali kekayaan alam dan wisata yang sangat indah di kota palangkaraya ini. Tidak heran kenapa banyak sekali wisatawan yang suka mengunjungi kota ini untuk berlibur. Disini kita akan mendengar cerita tentang seorang travel blogger yaitu Ashari Yudha yang mengunjungi Palangkaraya bersama teman – temannya dan menemukan hal lucu disana.

Udara sore ini terasa sejuk. Tumben sekali Palangkaraya seadem ini, padahal biasanya panasnya seakan membakar kulit. Tampaknya, sore ini akan turun hujan, karena langit mulai gelap. Awan-awan hitam saling menggulung satu sama lain. Cuaca yang nggak tepat untuk hari terakhir di Palangkaraya, hufh.

Teman-teman InstaNusantara Pky kali ini mengajak saya ke Pelabuhan Rambang. Pelabuhan Rambang sendiri bukan hanya sekedar pelabuhan biasa, tetapi juga tempat berlabuh bagi orang-orang yang kelaparan. Terdapat banyak pilihan kuliner lokal mulai dari mie kuning, kue banjar, hingga bingka barandam. Tapi saya tertarik mencoba mie kuning dengan olahan ceker bakar yang katanya juara.

Setelah menunggu beberapa saat, datang pula ceker yang saya pesan. Tak hanya ceker, ada paha bakar, ati bakar, usus, dan lain-lain. Pesta jeroan.

Tiba-tiba, seseorang tertawa menunjuk salah satu ceker yang ada di atas piring.

“Yud! Lo angkat dah itu Ceker! Kocaaaaak!”

Saya melihat ceker itu dan mengangkatnya. Sempat berpikir sejenak, saya baru tau maksud dari teman saya itu.

Fuck*ng Ceker. Sepotong ceker ayam dengan jari tengah yang mengacung ke atas. Mirip gesture untuk mengejek orang lain. Ya, pasti semua orang tau lah ya.

Akhirnya, jadilah ceker ayam itu menjadi bullyan kami semua. Ada yang dipakai buat foto narsis lah, foto kirim temannya lah, segala macam. Nggak ngerti lagi, baru sekali nemu makanan yang bisa insult orang lain.

Pertanyaan saya sekarang, adakah yang mau makan ceker itu?